KARAWANG - Situs
bersejarah sumur batu di desa suka merta, Kecamatan Rawamerta nampaknya belum
pernah tersentuh oleh pemerintah Kabupaten Karawang terutama dinas terkait,
padahal situs tersebut memiliki potensi penghasilan asli daerah (PAD) cukup
menjanjikan, karena situs tersebut salah satu situs yang sering dikunjungi oleh
peziarah dari luar kota Karawang.
Muhidin (60) salah satu warga
sekitar yang juga mengetahui asal usul situs sumur batu mengatakan, di bulan
peringatan agama islam seperti muharaman, banyak masyarakat luar kota
kabupaen karawang mengunjungi sumur batu ini, untuk sekedar ziarah maupun untuk
memintah barokah airnya. Salah satu kelebihan sumur batu tersebut adalah mata
air di sumur tersebut tidak pernah kering walaupun pada saat musim kemarau tiba,
bahkan air yang terdapat di sumur batu tersebut selalu jernih.
“Menurut cerita sejarah turun
temurun sumur batu ini dibuat oleh salah satu waliallah, dijaman penjajahan
belanda. Dimana sebelumnya sumur ini dijadikan sebagai sumber mata air
masyarakat,” Ulas Muhidin, kepada Karawang Publik selasa (8/11).
Menurutnya dinamakan sumur batu
karena didalam sumur sedalam 10 meter lebih ini terdapat bongkahan btu besar
berbentuk meja persegi panjang, yang dipercayai sebelumnya sumur tersebut
digunakan untuk bertapa oleh salah seorang Waliallah dimana pada sat itu
kondisi masyarakat kekurangan air dan saat Waliallah itu usai bertapa air pun
muncul dari dalam sumur tersebut.
“Akhirnya salah satu kampong di Desa
Sukamerta ini dinamai Kampung Sumur Batu, karena ada situs sumur ini dikampung
tersebut. Didalam sumur juga banyak terdapat uang logam peninggalan belanda,
yang diduga sengaja dilempar oleh masyarakat setiap kali dating kesumur
tersebut,” Terangnya.
Sedangkan salah satu pegawai
desa Asep Solihin yang merupakan keturunan dari kuncen sumur batu tersebut
menuturkan, sumur batu tersebut adalah asal usul terbentuknya Dusun Sumur Batu
di Desa Sukamerta, dan untuk melestarikan sumur batu tersebut pihak desa dengan
menggunakan dana bantuan pemerintah akan melakukan pemagaran supaya pengunjung
dari luar karawang merasa nyaman saat ziarah di tempat tersebut.
“Pihak desa
sudah sering kali mengajukan proposal bantuan pemagaran tetapui hingga kini
belum terealisasi,” katanya.(zac)
No comments:
Post a Comment