AKP EDDY TEDJO: Oknum Polisian Yang Bikin Kebiasaan Jelek Harus Diganti - KARAWANG PUBLIK

Windows

test banner

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Saturday, December 5, 2015

AKP EDDY TEDJO: Oknum Polisian Yang Bikin Kebiasaan Jelek Harus Diganti

AKP Eddy Tedjo Sukmono
TELAGASARI - Kapolsek Telagasari AKP Eddy Tejo menilai revolusi mental sudah diterapkan di institusi kepolisian. Dan dirinya kini tengah membangun revolusi mental secara bertahap ditingkat jajaran anggotanya. "Kita sudah mulai secara bertahap sejak adanya instruksi dari Kapolri. Karena revolusi mental ini tidak bisa langsung diubah begitu saja. Memerlukan proses dan waktu," Ungkap Kapolsek, ketika ditemui Karawang Publik, diruangan kerjanya, minggu (06/12).

Meski demikian diakuinya masih belum semaksimal seperti yang diharapkan, namun dirinya mengklaim anggotanya sudah bisa mengikuti revolusi tersebut dan mulai banyak melakukan perubahan. Ia berharap seluruh jajaran Polsek Telagasari menjauhi hal-hal yang tidak disukai masyarakat dan mengubah pendekatan agar lebih berorientasi pada peningkatan pelayanan masyarakat. "Mulai sekarang, adanya pungli, rekayasa kasus, kekerasan, 'setoran' itu harus dihapuskan," katanya.

Hal ini, menurut dia penting untuk merevolusi mental di seluruh divisi kepolisian Polsek Telagasari. Dia pun sepakat untuk menindak tegas para oknum yang tidak bisa mengubah perangai mereka terkait penerapan revolusi mental di kepolisian. "Oknum-oknum kepolisian yang bikin kebiasaan jelek harus diganti, tapi tentu tidak semua. Kan tidak semuanya oknum," katanya.

Pengamat Ilmu Budaya Edy Sofian mengatakan revolusi mental sering terkendala oleh struktur organisasi. Menurut dia, polisi-polisi muda yang masih idealis sering enggan menerapkan idealismenya karena para pejabat di tingkat atas yang masih berpikiran kolot.

Edy Sofian menambahkan dalam merevolusi mental di institusi, diperlukan seorang pemimpin yang memiliki kualitas kepemimpinan baik. Menurut dia, revolusi mental hanya bisa efektif kalau ada teladan. "Pemimpin harus bersedia dikritik, mengajak bawahannya untuk berubah, berkomitmen untuk melakukan perubahan. Hal ini penting agar orang-orang di institusinya mau menerima program-program yang ditetapkannya, supaya nggak ada resistensi dari bawahan," katanya.(diz)

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages