Diacuhkan Rekannya, Mantan Banpol Akhirnya Punya Kaki Baru - KARAWANG PUBLIK

Windows

test banner

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Saturday, December 5, 2015

Diacuhkan Rekannya, Mantan Banpol Akhirnya Punya Kaki Baru

TELAGASARI - Raut wajah bahagia tampak terpancar dari wajah Abdul Karim yang mengalami disabilitas akibat penyakit yang menimpanya, ketika tim dari yayasan bantuan amal televisi nasional di Indonesia datang membawa kaki palsu untuk diberikan kepadanya. Pria asal Desa Pasirtalaga, Kecamatan Telagasari ini beberapa waktu sebelumnya sudah dijanjikan dan sempat diukur kakinya untuk dibuatkan kaki palsu. “Alhamdulillah, saya sangat senang dengan adanya bantuan ini,” ungkap Abdul Karim (60) seusai dipasangkan kaki palsu di kediaman RT setempat, kepada Karawang Publik beberapa waktu lalu.

Pria yang pernah mengabdikan diri kepada kepolisian sebagai Bantuan Polisi (Banpol) selama separuh hidupnya itu, sejak 3 tahun lalu mengalami cacat fisik akibat penyakit diabetes yang menggrogotinya memaksanya merelakan separuh kakinya untuk diamputasi, dan harus berhenti dari pekerjaannya sebagai pembantu polisi. Tongkat pun menjadi sahabat karibnya selama 3 tahun kebelakang, digunakan untuk menopang tubuhnya sebagai alat bantu jalan.

Meski belum terbiasa dan sanggup berjalan langsung dengan menggunakan kaki palsu serta tetap harus menggunakan bantuan tongkat, namun Ia mengaku sangat bersyukur atas bantuan tersebut. Pria yang sehari-hari dinafkahi oleh anaknya itu menyadari, Ia tak akan mampu membeli kaki palsu. "Temannya yang dulu seperti saudara dari kepolisian setelah saya terkena penyakit tidak satupun yang peduli, bahkan pemerintah dinas sosialpun seakan tutup mata melihat kondisi para disabilitas ini," ungkapnya, mengaku kerap diacuhkan ketika dirinya datang ke kantor polisi Polsek Telagasari.

Dengan bantuan kaki palsu ini, harapan yang selama ini sudah terkubur mulai kebali bersemi dan bisa kembali beraktifitas seperti biasa sebelum dirinya di ponis penyakit diabetes tersebut. "Kalau sudah lancar nanti saya bisa kerja lagi, ya minimal jaga parkir lah dan jadi penjaga sekolah," katanya.

Sementara itu, Jaja (55) tim dari bantuan pemberian kaki palsi kepada para penderita disabilitas, dirinya mengaku senang dengan propesinya saat ini. Dirinya mengaku merasa terpanggil dengan adanya disabilitas yang mebutuhkan uluran tangan. Selain dirinya kerap meberikan bantuan kepada para penyandang disabilitas ini, dirinya juga membuka komunitas Pencakar (Penyandang Cacat Karawang) bagi anak dan pengidap disabilitas. "Soalnya saya sendiri mengalami disabilitas dari kecelakaan dibagian kaki. jadi derita yang saya rasa pasti dirasakan juga oleh penyandang disabilitas lainnya," ungkap jaja, mengaku dirinya dalam memberikan bantuan ini tidak memungut biyaya sepeserpun.

Sementara itu, salah seorang Tokoh masyarakat Telagasari, yang membantu penyaluran bantuan penyandang cacat, Dede, mengatakan, dirinya mau terlibat dalam melakukan bantuan ini, karena selama ini ternyata masyarakat belum memikirkan nasib para penyandang cacat seperti dirinya, meskipun di pemerintahan kita ada kementrian sosial. Karena pada kenyataannya perhatian itu belum maksimal. "Selama ini, saya meberikan bantuan alat bantu bagi disabilitas bukan melalui dari Pemda Karawang. Melainkan dari kegiatan sosial. Soalnya saya rasa pungsi Dinsos sendiri seakan tidak maksimal," katanya.(dsn)

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages